Minggu, 04 November 2012

Tukang Kayu, Kapak dan Kejujuran




Seorang tukang kayu sedang menebang pohon di tepi sungai. Tiba-tiba kapaknya terpental dan jatuh ke sungai. Maka, dia mencoba untuk mengambil kapak itu tetapi sungai itu sangat dalam dan arusnya deras. Muncullah sang Dewa Air melihat kesulitan dari sang tukang kayu. Dia bertanya “ada apa?”. Tukang kayu itu menjawab : “tolonglah saya, kapak saya tenggelam.”

Lalu sang Dewa Air menghilang dan muncul lagi dengan kapak emas. Dan bertanya : “Apakah ini punyamu?”. Tukang kayu itu menjawab, bukan. Dewa air itu menghilang lagi dan muncul dengan kapak perak, lalu bertanya lagi : “Apakah yang ini punyamu?”. Tukang kayu itu menjawab, bukan juga. Maka sekali lagi dewa air menghilang dan muncul dengan kapak kayu biasa. Dan bertanya : “yang inikah?”. Dan tukang kayu itu menjawab dengan gembira. “Iya itu punyaku”. Dewa air itu tertawa dan berkata : “kamu jujur, maka aku akan menyerahkan ke-3 kapak itu, emas, perak dan yang biasa kepada kamu”. Maka pulanglah sang tukang kayu dengan gembira.

Melihat sahabatnya pulang dengan kapak emas, maka tukang kayu kedua mencari tahu caranya. Dikisahkanlah oleh tukang kayu pertama seluruh kejadiannya. Maka tukang kayu kedua segera pergi ke sungai itu. Sengaja dijatuhkannya kapaknya dan dia mulai terlihat sibuk menjelajahi sungai. Sekali lagi sang dewa air muncul. Maka tukang kayu itu mengeluhkan kapaknya yang hilang. Dan Dewa Air segera menghilang untuk kemudian muncul dengan kapak emas.

“Inikah punyamu?” Dengan tidak sabar sang tukang kayu kedua segera merebut kapak emas itu… dan berteriak “Ya ini punyaku”. Maka Dewa Air berkata: “Kamu berbeda dengan tukang kayu yang jujur kemarin. Kamu berbohong, maka kapak emas itu akan menghilang sendiri dan aku juga tidak akan mengembalikan kapakmu yang ada di dalam sungai ini”. Lalu sang Dewa Air menghilang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar